Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat berencana mengambil langkah tegas terhadap Kepala Bagian Operasi (Kabagops) Polres Solok Selatan yang menembak Kasat Reskrim setempat. Insiden ini menggemparkan publik dan menjadi sorotan nasional karena melibatkan sesama aparat penegak hukum.
Kronologi Penembakan
Peristiwa ini terjadi pada hari Jumat, di mana Kabagops Polres Solok Selatan berinisial AKP F diduga menembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, AKP D, dalam sebuah perdebatan yang berujung kekerasan. Insiden berlangsung di lingkungan kantor Polres dan disaksikan beberapa anggota polisi lainnya.
Menurut saksi mata, konflik bermula dari perselisihan terkait teknis pelaksanaan tugas operasional. Perdebatan yang awalnya berupa adu argumen berubah menjadi aksi kekerasan ketika AKP F mengambil senjata api dan menembakkannya ke arah AKP D. Korban mengalami luka tembak serius dan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.
Reaksi Polda Sumatera Barat
Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono, mengungkapkan rasa prihatin atas insiden tersebut. Ia menegaskan bahwa perilaku seperti ini tidak mencerminkan nilai-nilai institusi Polri dan akan ditindak dengan serius.
“Polda Sumatera Barat tidak akan mentolerir tindakan seperti ini. Kami telah memulai proses pemeriksaan terhadap AKP F, dan jika terbukti bersalah, ia akan dikenai sanksi berat, termasuk pemecatan,” ujar Irjen Pol Suharyono dalam konferensi pers.
Selain pemecatan, AKP F juga terancam menghadapi proses hukum pidana atas tindakan penembakan yang dilakukannya. Kapolda menegaskan bahwa langkah hukum akan berjalan sesuai prosedur untuk memberikan keadilan bagi korban dan institusi Polri.
Kondisi Korban
Hingga saat ini, AKP D masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Dokter yang menangani menyebutkan bahwa kondisi korban mulai stabil, meskipun luka tembak yang dialaminya cukup serius.
Keluarga korban menyampaikan harapan agar pelaku mendapat hukuman yang setimpal. Mereka juga meminta Polda Sumatera Barat untuk memberikan perlindungan maksimal kepada korban dan memastikan kasus ini diusut secara transparan.
Dampak terhadap Institusi Polri
Insiden ini menjadi tamparan keras bagi institusi Polri, yang tengah berupaya meningkatkan citra dan kepercayaan publik. Kasus kekerasan antaranggota kepolisian dianggap mencoreng nama baik institusi dan memunculkan pertanyaan tentang manajemen internal serta pengelolaan emosi di kalangan anggota.
Pengamat kepolisian menyarankan agar Polri memperkuat pelatihan pengendalian diri dan manajemen konflik untuk mencegah insiden serupa di masa depan. “Pelatihan psikologi dan komunikasi harus menjadi prioritas, terutama bagi anggota yang memiliki tugas di lapangan,” ujar seorang pengamat.
Langkah Pencegahan
Polda Sumatera Barat berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem manajemen operasional di Polres Solok Selatan. Kapolda juga menginstruksikan agar setiap anggota Polri diberikan pembinaan yang lebih intensif untuk meningkatkan kedisiplinan dan profesionalisme.
Selain itu, Polda akan memperketat pengawasan terhadap penggunaan senjata api oleh anggota Polri. “Senjata api adalah alat yang harus digunakan dengan tanggung jawab tinggi. Penyalahgunaan senjata oleh anggota akan ditindak tegas,” tegas Kapolda.
Kesimpulan
Kasus penembakan ini menjadi pelajaran penting bagi institusi Polri untuk memperbaiki manajemen internal dan membangun budaya kerja yang lebih sehat. Langkah tegas yang diambil Polda Sumatera Barat diharapkan mampu memberikan keadilan bagi korban dan menunjukkan komitmen Polri dalam menjaga integritasnya.
Dengan proses hukum yang transparan dan sanksi yang tegas, diharapkan insiden serupa tidak akan terulang di masa mendatang, sehingga kepercayaan publik terhadap Polri dapat kembali pulih.